Senin, 04 Januari 2010

Gejala "Understeer" dan "Oversteer" dan Cara Mengatasinya

Istilah "understeer" dan "oversteer" mungkin jarang anda dengar. Seperti apa gejalanya pada kendaraan, mungkin anda belum mengalaminya. Kalaupun pernah, mungkin anda tidak merasakannya karena tidak tahu yang mana over, yang mana under.
Sekedar informasi ulasan ini akan menjelaskan kepada anda supaya paham sekaligus tahu bagaimana cara mengatasinya.

Understeer ditandai dengan mobil yang cenderung lurus, meski setir sudah dibelokkan. Biasa disebut selip karena daya cengkeram depan hilang. Gejala ini menimbulkan kepanikan dari pengemudi dan bukan tidak mungkin berpotensi membuat kecelakaan karena mobil berjalan ke luar jalan.



Untuk mengatasinya, segera perlambat laju kendaraan sampai daya cengkeram kembali. Anda tidak boleh menambah putaran setir atau mengerem. Kurangai menekan pedal gas secara gradual. Selain itu, kurangi putaran setir.

Sedangkan oversteer merupakan kebalikan dari understeer dimana ban belakang kehilangan cengkeraman. Akibatnya, bagian buritan mobil bergeser atau melintir. Hal ini bisa disebabkan karena kita melakukan pengereman kala membelok. Saat itu, bobot pindah ke depan sehingga membuat daya cengkeraman ban belakang berkurang. Memutar setir secara tiba-tiba juga berpotensi mengakibatkan oversteer. Problem ini cukup berbahaya karena mobil bisa tak terkendali dan menabrak sesuatu dari samping. Bagian samping mobil tidak diproteksi sebaik depan atau belakang.



Untuk mengatasinya, anda tidak boleh melakukan pengereman, Selanjutnya, jangan memindahkan posisi tangan di setir. Lakukan counter-steer atau "membalas" setir dengan sigap, tapi jangan berlebihan. Kurangi tekanan pada pedal gas (untuk mobil berpenggerak roda belakang). Tambah injakan pedal secukupnya (untuk mobil gerak roda depan). Arahkan mata ke titik yang hendak dituju. Terakhir dan paling menentukan, bersiap untuk mengembalikan setir ke posisi awal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar