Sabtu, 26 Desember 2009

Kopling dan Cara kerjanya…



Kopling atau Clutch yaitu peralatan transmisi yang menghubungkan poros engkol dengna poros roda gigi transmisi. Fungsi kopling adalah untuk memindahkan tenaga mesin ke transmisi, kemudian transmisi mengubah tingkat kecepatan sesuai dengan yang diinginkan.

Dalam keadaan normal, dimana fungsi kopling bekerja dengan baik, begitu pengemudi menekan pedal kopling, tenaga mesin akan di putuskan, karena saat pedal ditekan maka gaya tekan itu akan mendorong release fork dan release fork akan mendorong release bearing. Sehingga release bearing akan mengangkat mendorong pegas diaprahgma dan preaseure palte, clutch disc akan terlepas dengan flywheel. Serentak roda gigi akan terlepas dari pengaruh putaran mesin. Kondisi inilah yang memungkinkan terjadinya perpindahan roda gigi pada transmisi. Dewasa ini terdapat berbagai jenis kopling diantaranya kopling gesek, kopling fluida, koping sentrifugal, dan kopling magnet. Tetapi yang paling banyak digunakan oleh kendaraan bermotor adalah jenis koping gesek tipe plat dan kopling gesek tipe kerucut, dimana untuk kopling tipe plat ini bisa berupa kopling plat basah dan kopling plat kering.
Kopling plat basah adalah kopling yang plat-platnya direndam dengan minyak pelumas. Kebanyakan kopling jenis ini digunakan oleh sepeda motor. Sedangkan jenis kopling plat kering adalah jenis kopling yang plat-platnya tidak direndam oleh minyak pelumas. Umumnya digunakan pada mobil dan sepeda motor tua buatan Eropa. kelebihan dari kopling plat basah adalah tidak cepat aus, karena dilumasi oleh oli. Kekurangannya, hambatan geseknya kurang sehingga tidak bisa memindahkan tenaga seefektif kopling kering. Apalagi bila di tambahakan bahan aditif pelicin, kopling bisa slip. Kopling kering cepat aus karena tidak terkena oli tetapi tenaga pemindahan dari mesin ke roda gigi lebih baik.



Pada umunya, bagian utama kopling terdiri atas 3 macam, yaitu unit kopling, tutup kopling, dan unit pembebas. Unit kopling terdiri atas plat kopling, plat tekan, dan pegas kopling. Tutup kopling diikat oleh roda gila, sedangkan didalamnya dipasangkan pada roda poros persneling dan ditempatkan diantara roda gila dan plat tekan. Plat tekan akan menekan plat kopling terhadap roga gila dengan adanya tekanan dari pegas-pegas koping. Peranti ini dibuat dari bahan besi tuang dimana bagian permukaannya dibuat halus dan rata. Sedangkan plat kopling di buat untuk memberikan gesekan yang besar pada roda gila dan plat tekan serta ditempatkan diantara keduanya. Pada kedua permukaan plat kopling ini dipasangkan kampas dan dikeling dengna paku keling, dan biasanya pada permukaan platnya di beri kepingan logam. Fungsinya adalah untuk memperkuat dan juga untuk menyalurkan panas. Selain itu, pada bagian tengah plat kopling terdapat pegas torsi. Pegas torsi berfungsi untuk mengurangi kejutan-kejutan yang terjadi pada waktu kopling bekerja dan untuk mencegah kemungkinan pecahnya plat kopling atau kerusakan lainnya seperti bengkoknya plat kopling.

Unit pembebas terdiri atas garpu pembebas, bantalan, dan tuas untuk menarik plat tekan sehingga membebaskan kopling.



Cara kerja kopling adalah apabila mesin berputar, dengan sendirinya roda gila ikut berputar, sedangkan pada roda gaya ini dipasangkan tutup kopling yang tentunya juga ikut berputar. Dalam hal ini poros roda gigi atau poros utama persneling belum dapat berputar, demikian juga dengna plat kopling yang dipasang dengan perantaraan suatu alur pada poros tersebut yang memungkinkannya bergerak sepanjang poros persneling. Selanjutnya, apabila kita ingin menggerakkan roda, hal ini dapat dilakukan dengna mengoperasikan pedal, dimana pada waktu pedal di angkat pegas-pegas kopling akan menekan plat tekan pada roda gila. Hal ini yang menyebabkan plat kopling tersebut terjepit diantara roda gila dengna plat tekan. Plat ini mulanya akan slip, dan bergesekan dengan roda gila maupun plat tekan akan tetapi selanjutnya secara bertahap akan ikut terbawa berputar dan selanjutnya akan memutar poros utama persneling

Jumat, 25 Desember 2009

Benarkah Mitos yg Kita Percayai Selama Ini?

1. Perlu memanaskan mesin mobil sebelum jalan
Mesin mobil modern sudah menganut sistem injeksi bahan bakar sehingga pasokan bahan bakar selalu tepat pada setiap kondisi. Termasuk ketika mesin baru dinyalakan. Tidak perlu menunggu lama, satu menit saja cukup kok untuk membuat oli bersirkulasi. Menunggu lebih lama sudah pasti akan memboroskan bahan bakar dan tidak ramah lingkungan. Mengingat, saat suhu dingin asap lebih kotor karena campuran bensin lebih kaya.

2. Tekan gas sebelum mematikan mesin
Mitos ini merupakan kebiasaan buat mobil jadul. Maksudnya buat mengisi aki biar tidak tekor. Jadi alternator diputar lebih kencang supaya mengisi aki sebelum mesin mati. Mesin masa kini sudah dilengkapi alternator dengan IC voltage regulator. Kebutuhan arus disuplai akurat. Malah aki mobil lebih kecil, karena suplai tegangan alternator sudah bagus.

3. Menyalakan AC bikin boros bensin
Untuk mitos ini ternyata tidak signifikan. Dari pengetesan yang dilakukan oleh pakar memang daya kuda mesin di roda turun saat menghidupkan AC. Namun perbedaan konsumsi bensin sangat kecil. Baik AC dinyalakan, dimatikan maupun disetel pada temperatur moderat.

4. Menghidupkan AC saat mobil berjalan bisa merusak
Kita sering mendengar mitos bahwa kompresor akan kaget ketika AC dinyalakan pada saat putaran mesin tinggi. Padahal kenyataannya, magnet pada puli kompresor tetap bisa nonaktif kalau thermostat mendeteksi suhu kabin sudah dingin. Begitu suhu naik, kompresor aktif lagi tanpa peduli mesin pada kondisi rpm berapa.

5. Mengangkat wiper saat parkir bisa mencegah karet mengeras

Dipicu kondisi cuaca tropis yang panas, disinyalir dapat mempengaruhi kualitas karet wiper (terutama ketika parkir). Meski terkena panas dan tertekan batang, karet wiper tetap punya kelenturan. Pabrikan pun punya hitungan sendiri. Maka, umumnya usia karet sekitar 2 tahun, tanpa perlu diangkat ketika parkir. Malah dengan mengangkat batang wiper, per di dalamnya akan tertarik. Jika terlalu sering, bisa menurunkan kekuatan pernya.

6. Menaruh aki di lantai bisa menghabiskan listriknya
Jawabannya tidak. Mitos ini merebak tahun 50-an. Kejadiannya pun bukan pada mobil. Tetapi pada jaringan telepon. Jika tidak dipakai, aki memang akan mengalami discharge. Akan tetapi, aki mobil modern cukup tangguh untuk bisa dipengaruhi lantai, bahkan lantai yang basah sekalipun

7. Kondisi knalpot kotor tanda oli terbakar
Bukan hanya sekedar melihat, bahkan pemilik cenderung mencolek ujung kenalpot buat mendeteksi kecurigaan oli terbakar di mesin. Tidak perlu repot berkotor ria, cukup perhatikan asap. Oli terbakar akan menghasilkan asap putih. Tinggal cek kapan terjadinya, apakah saat stasioner atau ketika mobil berjalan dan dapat beban. Kalau stasioner, kemungkinan sil klep rembes. Sedangkan jika putaran tinggi, masalah ada pada ring piston

8. Tekanan angin ban terlalu tinggi bikin ban mudah meletus
Kepercayaan ini tidak benar. Ban bukan balon yang mudah meletus kalau tekanan anginnya terlalu tinggi. Pengaruhnya palinghanya pada kenyamanan. Yang lebih berbahaya, justru kalau ban kurang angin. Dinding ban menjadi tertekuk dan beresiko terkoyak kalau terkena lubang.

9. Menyalakan hazard ketika hujan lebat
Ini adalah kebiasaan konyol. Alih-alih memberikan sinyal buat mobil sekeliling, malah bikin repot. Kenapa? Karena sein berfungsi sebagai sinyal untuk belok atau bermanuver. Kalau hazard hidup, tidak bisa lagi memberi sinyal belok bukan?

10. Parkir dengan roda dibelokkan bisa merusak power steering
Hal ini adalah benar dan bisa dijelaskan secara teknis. Dengan kondisi roda membelok, katup pada steering rack membuka. Padahal pada saat start, terjadi tekanan minyak power steering yang cukup tinggi. Tekanan mendadak ini bisa berpengaruh pada sil dan paking yang bisa menyebabkan kebocoran.

11. Melakukan charging ponsel di mobil tidak sebaik di rumah
Charger ponsel mempunyai tenggang tegangan yang bisa mentolerir perbedaan tegangan di mobil. Jadi, tidak masalah. Toh tegangan kelistrikan di mobil selalu terjaga karena alternator masa kini memakai IC sebagai penjaga tegangannya.

12. Mobil baru tidak boleh diajak melaju kencang
Pendapat ini berlaku pada mobil lawas. Mesin masa kini dibuat dengan tingkat presisi tinggi dan bisa langsung digeber sejak masihl nol kilometer.

13. Mobil bertransmisi otomatis tidak bisa didorong
Mendorong mobil ini dimaksudkan pada saat menghidupkan mobil dalam kondisi darurat. Mesin dengan transmisi otomatis jelas tidak bisa dihidupkan dengan cara ini. Tetapi mobil tetap bisa didorong untuk dipindahkan. Taruh tuas matik pada posisi ”N”. Jika ada shift lock, tekan dulu penguncinya untuk memindahkan dari ”P” ke ”N”.

14. Oli transmisi encer bisa menambah tarikan
Secara teori, pelumas dengan kekentalan rendah memang mampu mengurangi hambatan mekanis. Pembuktiannya sudah dilakukan oleh sejumlah tester. Dengan oli transmisi multigrade yang lebih encer terbukti tarikan lebih enak, namun girboks lebih berisik.

15. Kabel busi racing menambah tenaga mesin
Mitos ini tergantung dari jenis kabel businya. Pilih kabel busi yang jelas mereknya untuk mendapatkan kualitas lebih baik. Namun kenaikan performa tidak signifikan, jika sistem pengapiannya tidak ikut diupgrade.

16. Pakai pelek besar bikin boros bensin
Yang satu ini jawabnya adalah BENAR. Dari rangkaian percobaan tabloid Otomotif pada Suzuki APV dengan pelek standar 15 inci dan 17 inci. Lingkar luar ban sama. Sedangkan pelek besar punya tapak lebih lebar dan bobot 3 kg lebih berat per pelek. Hasilnya konsumsi bensin konstan 100 km/jam lebih boros dari 12.5km/liter menjadi 10km/liter.

17. Pasang alarm bisa buat aki tekor
Pertanyaan ini kerap terlontar kala pasang alarm. Padahal berdasarkan hitungan, alarm hanya butuh arus 0,06 ampere untuk stand by. Ditinggal seminggu pun tidak akan membuat aki tekor. Hanya saja, harap diingat kalau alarm menyala dan dibiarkan, sirine dan lampu yang aktiflah yang menghabiskan setrum.

18. Mematikan lampu saat macet bisa mengirit setrum
Salah besar kalau menganggap hal ini bisa mengirit setrumdan mencegah aki tekor. Pada saat mobil hidup, aki hanya bertindak sebagai penampung arus. Suplai arusnya disediakan oleh alternator. Sedangkan alternator punya IC regulator untuk membaca besarnya kebutuhan arus.


Bahan : OTOMOTIF

Rabu, 23 Desember 2009

Tips Mencegah Masalah Power Window

Perawatan pada pintu mobil terkadang luput dari perhatian, terutama pada bagian motor power window. Bila sudah mulai terjadi masalah seperti saat tombol power window ditekan namun naik atau turunnya kaca jendela sudah mulai tersendat-sendat atau bahkan macet, biasanya baru kita akan menyadarinya pentingnya merawat power window.

Penyebab Macetnya Power Window
Yang menyebabkan power window macet selain karena faktor elektrikal, biasanya karena sudah terdapat karat pada logam-logam regulator power window. Karat itu umumnya terjadi di gigi-gigi penggerak motor power window. Karat yang terbentuk pada motor penggerak power window itu terjadi akibat adanya air yang masuk lewat karet-karet (seal) pintu.

Kemacetan naik turunnya kaca yang menggunakan power window juga bisa terjadi karena kurang atau keringnya pelumas pada kawat baja penarik ulur kaca. Jika hal ini terus dibiarkan, maka kawat baja tersebut akan putus sehingga kaca tidak dapat naik ataupun turun meskipun motor penggerak power window berputar.

Perawatan Sebagai Pencegah
Untuk mencegah terjadinya karat pada motor penggerak power window, sebaiknya segera mengganti karet list kaca apabila karet tersebut sudah mengeras dan rusak sehingga air tidak dapat menerobos masuk dan membuat karat. Akan lebih baik lagi jika diiringi dengan menjaga kebersihan karet kaca tersebut agar lebih awet.

Dalam perawatan power window juga diperlukan waktu untuk dapat menambahkan pelumas berbentuk Grease (Gemuk) agar kawat baja penarik naik turunnya kaca dapat bekerja lancar dan tidak putus atau patah. Ketika mengoles untuk menambahkan pelumas dibarengi juga dengan memainkan tombol power window naik turun, hal ini dilakukan agar seluruh kawat mendapatkan pelumasan yang merata.

Selain dari itu, sering mengoperasikan power window, baik pada kaca jendela pintu depan maupun belakang juga sangat baik untuk dapat meminimalisir proses korosi pada motor power window. Apabila perawatan dilakukan secara rutin sekurang-kurangnya enam bulan sekali, dijamin power window akan bekerja dengan baik sehingga faktor keamanan dan kenyamanan tetap terjaga.

sumber : situsotomotif.com

Mengenal Camshaft Hi-Performa



Salah satu bagian penting pada mesin kendaraan yang berpengaruh terhadap karakter dan power, terutama untuk mesin yang berjenis 4 stroke, adalah Camshaft (Kem).
Camshaft adalah salah satu komponen mesin yang memiliki tugas untuk mengatur open-close engine valve (buka-tutup katup) saluran masuk dan buang pada ruang bakar sebuah mesin kendaraan. Camshaft akan berputar didalam mesin secara terus menerus selama mesin mobil dalam keadaan hidup. Bentuk camshaft berupa batangan besi dengan panjang tertentu yang memiliki bentuk khusus dan terdapat beberapa tonjolan landai pada badannya yang disebut Lobe.

Bagian yang bernama lobe inilah yang akan bertugas menggerakkan katup mesin sehingga mampu membuka lubang masuk dan keluar ruang bakar mesin dan waktu buka-tutup inilah yang dapat mempengaruhi tenaga pada sebuah mesin. Tiap pabrikan mesin mobil membuat bentuk sebuah camshaft yang berbeda-beda, meskipun itu original, terutama pada bagian lobe-nya. Oleh karena itu setiap jenis mesin pada mobil dari berbagai merk, pastinya memiliki tenaga dan torsi yang berbeda-beda pula.

Camshaft Custom (Hi-Performa) dan penggunaanya.

Dalam arena modifikasi yang berkaitan dengan performa mesin, banyak pemilik mobil yang ingin mengaplikasikan sebuah camshaft custom aftermarket atau biasa disebut camshaft hi-performa, dengan harapan agar performa mesinnya meningkat. Karena biasanya camshaft seperti ini telah dibuat custom dengan desain lobe yang lebih tinggi dan besar dibandingkan camshaft orisinil bawaan pabrik. Banyak produsen parts racing yang memproduksi camshaft hi-performa yang didesain untuk mesin mobil merek dan tipe tertentu.

Dalam proses aplikasinya, camshaft hi-performa tidak serta-merta dapat dipasang pada mesin mobil secara langsung. Basic spesifikasi mesin harus mengalami perubahan dan disesuaikan lagi agar tetap mampu bekerja secara sempurna setelah menggunakan camshaft hi-performa tersebut. Karena dengan aplikasi part ini, otomatis akan membuat putaran mesin mampu lebih tinggi, sehingga harus didukung komponen mesin lainnya yang dapat bekerja maksimal dalam mesin dengan putaran yang lebih tinggi dari standarnya ini.

Perubahan / modifikasi spesifikasi mesin tersebut seperti misalnya, meninggikan perbandingan kompresi mesin, caranya seperti memendekkan / memapas silinder head ataupun mengganti piston yang kubahnya lebih menonjol. Sebenarnya modifikasi basic spesifikasi mesin akibat aplikasi camshaft hi-performa sangat kompleks, seperti misalnya harus diikuti dengan penggantian beberapa komponen yang berkaitan dengan katup / klep, kopling dan banyak lagi. Untuk efek dari penggunaan camshaft hi-performa, hasilnya sangat bervariatif, karena semua tergantung dari bentuk lobe dalam ukuran derajat pada badan camshaft tersebut.

Untuk anda yang ingin menggunakan camshaft hi-performa pada mesin mobilnya yang masih standar dan yang biasa digunakan untuk harian, sangat tidak direkomendasikan, karena putaran mesin mobil pada saat RPM rendah akan tidak nyaman untuk dijalani sehari-hari, putarannya mesin hanya cocok bermain pada putaran RPM tinggi dan akan lebih boros BBM. Sebenarnya mesin standar mobil harian masih dapat menggunakan camshaft hi-performa, akan tetapi modifikasi camshaft khususnya bagian lobe hanya boleh sedikit dirubah, yang otomatis efektifitasnya pun tidak akan optimal untuk dirasakan.

sumber : situsotomotif

Rabu, 09 Desember 2009

Rawat Transmisi Cegah Getar pada Tongkat Persneling

Gaya berkendara dan perawatan mobil yang dapat memperpanjang usia komponen-komponen sistem transmisi sebenarnya sangat sederhana. Pertama, lakukan perpindahan gigi ketika pedal kopling benar-benar telah diinjak penuh. Kedua, sesuaikan posisi gigi transmisi dengan beban, kecepatan kendaraan dan RPM. Dan yang ketiga, agar kerja komponen-komponen tersebut tidak terganggu, lakukan penggantian oli transmisi secara teratur.

Jika poin-poin di atas yang sangat mudah dilakukan kurang kita perhatikan, biasanya muncul masalah di seputar sistem transmisi. Misalnya, gigi sulit dipindahkan, terdengar suara aneh saat mobil melaju pada kecepatan tinggi, bahkan ada yang efeknya sampai ke tongkat persneling. Salah satunya adalah getaran tongkat persneling terasa tidak normal.

Seperti kasus yang pernah dikeluhkan salah satu pengendara ke AstraWorld melalui email ke customerservice@astraworld.com. Mobilnya terasa kurang nyaman karena getaran tongkat persnelingnya lebih keras dari biasanya, bahkan diiringi dengan bunyi. Gangguan itu muncul saat-saat awal mobilnya bergerak. Tapi jika sudah melaju, getaran atau bunyi tersebut hilang dengan sendirinya.

Getar dan bunyi di tongkat persneling pada saat awal bergerak, pada umumnya terkait dengan bushing yang sudah aus. Komponen yang terbuat dari plastik ini terletak di ujung tongkat persneling bagian bawah. Tugasnya memang meredam getaran. Ia menjadi perantara persambungan ujung tongkat persneling dan pemindah gigi. Karena aus, maka tidak presisi lagi (ada celah). Itulah sebabnya getaran tongkat persneling terasa agak lebih keras. Apalagi pada saat mobil mulai bergerak, di mana saat itu beban mesin sangat besar sehingga getaran mesin pun lebih kuat.

Kasus seperti ini biasanya terjadi pada kendaraan yang menggunakan sistem penggerak roda belakang. Konstruksinya berbeda dengan sistem penggerak roda depan yang tidak menggunakan bushing. Getaran biasanya juga diiringi bunyi karena logam-logam tersebut (ujung tongkat persneling dan pemindah gigi) saling beradu. Semakin keras sentuhannya, semakin keras bunyinya.

Berhubung sumber masalahnya adalah bushing yang aus, maka solusinya adalah mengganti komponen yang terbuat dari plastik tersebut dengan yang baru. Memang, jika dibiarkan kerusakan ini tidak menjalar ke komponen yang lain. Hanya, bushing pada tongkat persneling yang aus dan terus dipaksakan bekerja akan membuat getar dan bunyinya semakin keras.

Keausan pada bushing umumnya memang karena faktor usia. Namun tidak hanya itu. Seperti disebutkan di atas, gaya berkendara juga turut mempengaruhi daya tahan komponen. Perpindahan gigi transmisi yang tidak tepat misalnya (tidak menginjak pedal kopling secara penuh), akan memberi pengaruh buruk pada komponen-komponen sistem transmisi. Karena itu, ikutilah gaya berkendara yang baik dan benar.

Astraworld.com

Menekan Emisi Gas Buang

Tingkat pencemaran udara sudah sangat mencemaskan. Data penelitian yang pernah dilakukan SwissContact untuk kasus udara Jakarta misalnya menyebutkan bahwa emisi gas buang kendaraan menyumbang 70% pencemaran udara. SwissContact adalah lembaga yang banyak mengkampanyekan udara bersih.

Dari sisi teknologi, pabrikan mobil sudah berusaha menekan efek buruk gas buang kendaraan. Sekarang dapat kita temui mobil-mobil yang dilengkapi dengan VVT-i, Catalytic Converter, atau Exhaust Gas Recirculation (EGR), bahkan sistem Electronic Fuel Injection. Semua diperuntukkan agar emisi gas buang jauh lebih ramah lingkungan.

Di samping kepedulian pabrikan, pemilik mobil yang tidak dilengkapi komponen-komponen seperti di atas pun sebetulnya tetap dapat membantu menekan tingkat pencemaran udara. Misalnya melalui penyetelan-penyetelan, perawatan kondisi komponen-komponen dan gaya berkendara.

Adapun penyetelan yang bisa dilakukan untuk mengurangi emisi adalah:

1. Emisi: Dapat dilakukan dengan mengatur campuran udara dan bahan bakar saat idle. Gunakan idle mixture adjusting screw pada sistem karburator atau dengan mengatur besarnya tahanan pada variable resistor untuk kendaraan sistem injeksi. Untuk kendaraan yang sudah dilengkapi dengan catalytic tidak diperlukan penyetelan karena sudah secara otomatis diatur oleh komputer berdasarkan oksigen sensor.

2. Waktu pengapian: Dapat dilakukan dengan mengatur posisi rumah distributor (untuk kendaraan yang masih menggunakan distributor) dan untuk kendaraan yang tidak dilengkapi dengan distributor, atau kendaraan yang satu coil-satu silinder atau satu coil untuk dua busi, secara otomatis sudah diatur oleh komputer.

3. Celah katup: Celah katup yang tidak sesuai akan menyebabkan jumlah bahan bakar yang akan masuk ke mesin berlebihan atau malah berkurang. Akibatnya, ada sebagian bahan bakar yang terbuang ke udara luar. Untuk itu kami sarankan penyetelan setiap 10.000 km, atau untuk kendaraan yang sudah dilengkapi dengan valve lifter hydraulic lakukan pemeriksaan lifter apabila timbul bunyi kasar.
Yang juga tidak boleh dilupakan adalah bahan bakar. Pakailah bahan bakar dengan nilai oktan yang sesuai. Pemakaian nilai oktan yang tidak sesuai akan menimbulkan knocking atau keterlambatan pembakaran yang akan mengakibatkan polusi udara.

Kondisi komponen-komponen yang aus atau kotor juga berpengaruh terhadap kandungan emisi gas buang. Komponen yang aus akan berakibat kerja komponen tersebut tidak maksimal. Contoh, busi yang aus akan menghasilkan bunga api yang kecil, sehingga bahan bakar tidak akan terbakar semua. Akibatnya sisa bahan bakar yang tidak terbakar terbuang ke udara luar dan jadilah polusi. Sedangkan komponen yang kotor akan menghambat aliran udara, aliran bensin, dll.

Pengaruh gaya berkendara dengan emisi gas buang juga jelas. Sebab, gaya berkendara menentukan boros tidaknya konsumsi bbm. Semakin boros konsumsi bbm berarti semakin banyak polutan yang dilepas lewat knalpot kendaraan.

Astraworld.com

4 Komponen Penting Sebelum Melakukan Spooring

Beberapa indikasi bahwa kaki-kaki mobil harus di-spooring dapat diketahui dari kestabilan kemudi. Jika kemudi cenderung “lari” ke satu sisi, itu pertanda bahwa kita harus segera melakukan penyelarasan (spooring). Tanda lainnya adalah keausan tapak ban yang tidak rata. Keausan yang tidak rata ini terjadi karena sisi-sisi permukaan ban tidak mendapat beban yang sama besar akibat kaki-kaki yang tidak selaras.

Diantara beberapa komponen yang paling vital dalam menentukan keselarasan roda dan kemudi ada empat, yaitu: tierod, end tierod, balljoint dan bushing.

Tierod dan end tierod bertugas dalam meneruskan gaya belok dari kemudi ke roda-roda. Komponen yang terbuat dari logam ini secara berkala dapat aus karena pemakaian. Begitu juga dengan balljoint, komponen dari logam yang bertugas menopang knuckle arm ini juga aus karena pemakaian. Sedangkan bushing yang berfungsi sebagai titik tumpu pergerakan suspensi sangat mungkin pecah karena terbuat dari karet.

Sebelum membawa mobil Anda ke bengkel untuk melakukan spooring, Anda dapat memerika kondisi keempat komponen ini terlebih dahulu. Caranya mudah sekali. Angkat mobil Anda dengan menggunakan dongkrak hingga ban menggantung. Lalu, pegang dua sisi ujung roda kemudian guncang-guncangkan roda tersebut. Jika terasa oblag, dapat dipastikan bahwa telah terjadi keausan pada tierod, end tierod, balljoint atau bushing pecah. Komponen-komponen ini harus diganti dengan yang baru jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kondisinya memang sudah aus.

Pemeriksaan ini penting untuk diketahui. Paling tidak, hasil pemeriksaan sederhana kita tersebut berguna sebagai informasi awal bahwa mekanik akan menyarankan penggantian komponen-komponen tadi sebelum mulai melakukan spooring. Sebab, spooring yang dilakukan tanpa memperhatikan keausan tierod, end tierod, balljoint maupun bushing, tidak akan memberikan hasil yang maksimal. Bukan tak mungkin setelah jalan beberapa meter dari bengkel, gejala-gejala perlunya spooring tetap terasa.

Astraworld.com

Jumat, 04 Desember 2009

Mekanisme Katup Mesin 4 Langkah

Katup pada mesin 4 langkah berfungsi mengatur pembukaan dan penutupan katup•katup.
Mekamisme katup ini dirancang sedemikian rupa, sehingga porus nok(camshaft) berputar satu kali untuk menggerakkan katup hisap dan katup buang setiap dua kali putaran poros engkol.



Bagian-bagian mekanisme katup

1. katup (valve), berfungsi membuka dan menutup saluran isap dan buang. Diameter katup isap dibuat lebih besar daripada diameter katup buang.
2. Dudukan katup, sebagai tempat duduknya kepala katup.
3. Pegas katup, berfungsi mengembalikan katup pada dudukan semula setelah katup bekerja (membuka).
4. Taper (valve lifter), berfungsi memindahka gcrakan bubungan (nok) ke tuas katup {rocker arm) melalui batang penekan (push rod)
5. Batang penekan (push rod), berfungsi meneruskan gerakan tapet ke ujung tuas katup. Batang penekan hanya terdapat mekanisme katupyang poros noknya di blok silinder dan
katup-katupnya terdapat pada kepala silinder
6. Tuas katup (rocker arm), berfungsi menekan batang katup, sehingga katup dapat membuka. Celah (kerenggangan) antara rocker arm dan push rod disebut celah katup.
Beberapa model mekanisme katup
Ada beberapa model dalam pemindahan putaran dari poros engkol ke poros nok,
antara lain:

1) Model timing gear
Model ini digunakan pada mekanisme katup mesin OHC (Over Head Valve}, di mana poros noknya berada di dalam blok silinder. Model ini sudah jarang dipakai, karena timing geanya menimbulkan bunyiyang berisik dibanding model Iain.



2) Model timing chain .
Model ini diterapkan pada mesin OHC (Over Head Camshaft) dan DOHC (Dual Over Head Camshaf), di mana. poros noknya berada di atas kepala silinder. Poros nok digerakkan oleh poros engkol melalui rantai (timing chain).



3) Model timing belt
Model ini poros nok digerakkan oleh poros engkol melalui sabuk bergerigi(belt). Penggunaan sabuk bergigi ini tidak menimbulkan bunyi berisik, tidak memerlukan pelumasan, tidak memerlukan penyetelan tegangan,
dan lebih ringan. Olch karena kelebihan itu,
model timing belt ini lebih banyak diterapkan pada mesin bensin

How To Choose Motor Oil

Many people don’t know how to select motor oil that will help them get optimum performance out of their car. People often just select the oil their father used, or they may take the suggestion of a counter person at an auto parts store who may not know any more about cars than they do. Things can get even more confusing because of ads that use slogans like “formulated for stop and go driving.”



One would certainly hope that the motor oil they chose could handle the rudimentary challenge of keeping a car running that had a tendency to stop and go. There are meaningful differences in motor oils and choosing the right one can have a major impact on how well your car runs. Selecting the right oil is often the quickest and cheapest way to improve your car’s performance and reliability.
Two components determine how well motor oil will perform in your car. One factor is the base oil, and the other is the combination of chemicals (additives) that are added to the base oil.

Base oils

The two primary types of base oils used are mineral and synthetic. Mineral oils are by-products of refined crude oil. Refining helps to reduce the impurities but leaves molecules of all shapes and sizes. Synthetic oils are manmade compounds whose molecules are all the same size and shape; consequently, synthetic oil has less friction and performs significantly better than mineral oils.

There’s been sizable growth in the use of synthetic oils over the years. In fact, synthetic oils are often what the factory uses in many new performance and luxury cars.

Additives

Regardless of the base oil used, chemicals must be added to give motor oil the characteristics needed to do its job. Typical additives that may be added to base oil include detergents to reduce the formation of residue, defoamants to deter absorption of air, anti-wear agents, antioxidants and others.

Although additives are typically only 15 to 25 percent of motor oil, they can impact a lubricant’s performance much more than the base oil. For instance, mineral based motor oil with a very good additive package can easily outperform synthetic motor oil with a mediocre additive package.

There is no easy way for a consumer to determine the quality of motor oil’s additive package. Price is often an indicator of quality since the more advanced additives cost more to produce. Performance is the ultimate measure of additive package quality.

Advances in lubrication
Some of the biggest technological advances in lubrication are now coming through advancements in chemical additives. These breakthroughs have been developed by a handful of companies that specialize in high-performance lubricants, as opposed to major oil companies whose primary focus is refining and selling crude oil by-products like gasoline and other fuels.

One high-performance lubricant company, Royal Purple, has developed lubricants that outperform both leading mineral oils and other synthetics. Their oil has been proven in numerous independent tests to dramatically reduce engine wear, increase horsepower and torque, and reduce fuel consumption and emissions. Cars using their oils can also go further between oil changes, saving the owner time and money, and reducing the impact on the environment.

Their oils are commonly used by professional racers. Additionally, in an annual competition among America’s top engine builders, seven out of eight chose Royal Purple for their engines. Their products are available exclusively through select auto parts stores and service centers.

What to choose
The easiest way to select motor oil is to follow the good, better, best model:

* Good -- Mineral-based (regular) motor oils. These are the cheapest and most widely available oils. They typically use standard additive packages that provide minimum levels of performance and protection.

* Better -- Synthetic motor oils. These man-made oils are more expensive that mineral-based oils but are still widely available. Their performance advantages come predominantly from the synthetic base oil used. They have a longer service life and offer some improvements in protection. They typically use the same additive packages found in mineral-based oils.

* Best -- High-performance synthetic motor oils. These motor oils are the most technologically advanced oils. Although they significantly outperform mineral based or synthetic motor oils, they are about the same price as standard synthetic motor oil. They are typically only available through auto parts stores and select oil change centers. These oils primarily differ in their use of more advanced, proprietary additive technologies.


Still confused? For a used car with little life left in it, stick with the cheap mineral-based motor oil. For a car you plan to keep for a few years and want to get a little better performance from, you should at least upgrade to synthetic motor oil. To get the most performance out of your car, truck or RV, or to protect a vehicle you really care about and want to last, upgrade to a high performance motor oil.

Think Again !

Let's assume you reside in Turkey. People in Turkey ask that question in tuning forums, too. But Turkey, at least has 4 different seasons at the same time. If we go a little bit further, some people swim under 45 degrees Celsius, while some other people are skiing on the mountains of Antalya. All these two happen in the came city!!! So, can we recommend only 1 kind of weight for a motor oil under that conditions? No.

The motor oil weight depends on the maximum and minimum temperatures and ONLY YOU know the maximum and the minimum temperatures in your area.

Choosing Motor Oil

The minimum and maximum temperatures in Istanbul-Turkey, the city where I reside are 0 degrees Celsius in winter (the minimum) and +30 degrees Celsius in the summer (the maximum). According to these data which look NORMAL, let's look at the above graph to find the right motor oil.
15 W40 in the NORMAL category looks like it suits best. the problem here is that the temperature data for Istanbul above are the average of the past years, so what if the minimum temp for this year is lower than the averages?
This year, a couple of days before I wrote this article the minimum temperatures were between -4 and -6, and it will be -8 degrees Celsius tonight. What I mean is, the viscosity you choose must include some tolerances to guarantee to include all possible temperatures. Even the minimum temperature is -8 degrees, it looks like 15W40 covers it, meaning it is safe to use 15W40 viscosity in Istanbul. Look at the graph:
• The minimum temp that a 15W40 weight oil covers is: -15 degrees Celsius
• The maximum temp that a 15W40 weight oil covers is: +40 degrees Celsius

So, what does using a 15W40 viscosity oil mean?

If the maximum temperature in your are is +30 degrees in summer and the minimum is -8 degrees in winter, it means that you have a 10 degree margin in summer and 7 degree margin in winter, which means it is safe to use 15W40 oil in your area.

What about 10W40?

In fact it is hard to find 15W40 nowadays in Istanbul, so I always purchase 10W40 instead. that means I will have protection down to -20 degrees Celsius in the winter.

Heard of 0W40 is the best???


The best according to what?? Do you really think that 0W40 is necessary in your area, or this is only "a friend's" recommendation? 0W40 looks like an "all in one" solution, but it doesn't seem like natural. 0W40 means an oil protects down to -35 degrees in winter and up to +40 degrees in summer. I don't remember such a city.
I reside in Central Europe
If you reside in Europe, in most areas 10W30 (-20 / +30) will be OK because in so many countries, the maximum temp in summer is no more than 20-22 degrees.

The 10W30 - 15W40 combination
If you are not sure about the maximum summer temperature or you think that the margin for the summer is too low, you can use 2 different viscosity for winter and summer. Let's say that
• the minimum temp for your area in winter is: -10 to -15 degrees Celsius and
• the maximum temp for your area in summer is: +26 to +28 degrees Celsius.

A 10W30 oil will be OK for winter because it will protect down to -20 degrees Celsius but you may find "protection up to +30 degrees" insufficient, an may want some extra protection in the summer. You have to use an oil with 40 weight at the summer part this time, not 30.
The difference between 10W30 and 10W40 weight oils is that they both protect same in the winter(down to -20 degrees), but the second one protects more in the summer (up to +40 degrees Celsius). But remember, you are now in summer and you don't need an oil which protects down to -20 degrees anymore. So, 15W40 will be OK, too.
The conclusion
In fact there's no conclusion, cause choosing the right motor oil depends on the climatic conditions in your area. The only conclusion that may be is: "only you know the right motor oil". After choosing the most suitable one, you can just try the closest choices.

Kamis, 03 Desember 2009

Pengaruh Pengisian Gas Nitrogen pada ban

Beberapa pengaruh pengisian gas Nitrogen pada ban.

1. Mengakibatkab bantingan ban terasa semakin empuk.

2. Dengan murni unsur N, maka didalam ban tidak akan terjadi proses oksidasi, oksidasi ini lama kelamaan bisa menimbulkan karat pada kawat baja yang mengikat karet ban. Jika kawat ini putus, maka bisa dikatakan bahwa ketahanan ban pada bagian tersebut telah hilang. Oleh sebab itu biasanya yg lebih sering mengalami pecah ban adalah ban yang diisi oleh angin/udara biasa (bukan nitrogen), sementara pada pamakai nitrogen biasanya pecah saat terjadi kecelakaan.

3. Dengan tingkat pemuaian molekul yang rendah, perbedaan pengukuran pada saat dingin dan panas tidak akan berbeda jauh, hanya selisih sekitar 2 KPa.
Beberapa pengaruh pengisian tekanan angin ban menggunakan gas nitrogen.
Dengan sifat molekul yang kenyal daripada campuran unsur yang disebut udara / angin bahasa tukang ban ;
1. Mengakibatkab bantingan ban terasa semakin empuk.
2. Dengan murni unsur N, maka didalam ban tidak akan terjadi proses oksidasi, oksidasi ini lama kelamaan akan dapat menimbulkan karat pada kawat baja yang mengikat karet pada ban. Bila mana kawat ini putus, maka bisa dikatakan bahwa ketahanan ban pada bagian tersebut telah hilang. Makanya yang biasanya ban pecah adalah pada ban dengan angin biasa, sementara pada pamakai nitrogen biasanya pecah saat terjadi kecelakaan. 3. Tingkat pemuaian molekul yang rendah, sehingga pengukuran pada saat dingin dan panas tidak akan berbeda jauh, hanya selisih sekitar 2 KPa.

Selasa, 01 Desember 2009

Electric Power Steering (EPS)

Teknologi memang memberi kemudahan bagi pengguna kendaraan. Termasuk fitur electric power steering (EPS) yang kian menggeser posisi jenis hidraulis. Di era 1990-an, fitur power steering hanya hadir pada mobil-mobil mewah yang beredar di Indonesia. Atau menjadi fitur tambahan pada mobil yang lebih terjangkau. Kala itu, sistem power steering yang digunakan adalah jenis hidraulis.



Namun beberapa tahun belakangan ini, produsen kendaraan melakukan pengembangan sistem yang membantu meringankan putaran kemudi itu. Honda Motor Co., menjadi pabrikan mobil pertama yang mengembangkan dan menggunakan Electric Power Steering (EPS) untuk mobil massalnya yakni pada Honda Acura NSX pada 1993.

Tujuannya meningkatkan efisiensi kerja kendaraan dengan melakukan perubahan proses kerja power steering. Perubahan ini mengalihkan sistem hidraulis ke elektrik.
Alasannya sederhana. Sistem power steering hidraulis memperbesar konsumsi bbm kendaraan. Kebutuhan energi untuk sistem itu dalam beroperasi, lebih besar dari penggunaan AC mobil. Malah sistem hidraulis berada pada posisi ketiga untuk kerugian mekanis yang dialami mobil ketika bergerak. Posisinya di bawah kerugian akibat hambatan udara dan gesekan dengan jalan.

Nah, power steering yang proses kerjanya dibantu arus listrik ini dapat mereduksi pemakaian energi kendaraan yang tidak perlu. Namun memang saat ini belum semua mobil baru yang beredar telah menggunakan power steering elektrik (EPS). Tapi teknologi ini akan menjadi tujuan untuk digunakan semua kendaraan yang beredar di masa datang.
Meningkatkan fungsi EPS dapat memberi nilai ekonomis lebih baik pada kendaraan dan efeknya selanjutnya adalah penghematan biaya operasional. Selain meningkatkan efisiensi bahan bakar hingga 8%, konstruksi sistem kemudi juga menjadi lebih simpel, ringan dan mudah dipasang.
Dengan begitu dapat mereduksi penggunaan ruang. Pasalnya pompa hidraulis, puli, belt untuk menggerakan pompa, slang pompa ke rumah setir dan pelumas fluida beserta tabungnya seperti yang digunakan sistem power steering hidraulis bisa dieliminasi. EPS juga meminimalisasi perawatan dan potensi kerusakan.

Perputaran setir pun lebih presisi dan responsif karena sistem dapat mengatur besarnya bantuan yang diberikan dan tanpa bising. Terlebih sistem ini juga bisa dikoneksikan dengan fitur elektrik lainnya. Sehingga dapat memberi kesatuan fungsi yang lebih tinggi nilainya. Semisal untuk fungsi safety, performa maupun kenyamanan. Seperti Vehicle Stability Control (VSC), Park Assist, dan lainnya.
Apa saja komponennya?

Umumnya sistem Electric Power Steering (EPS) menggunakan beberapa perangkat elektronik yang sama, seperti:

1. Control Module: Sebagai komputer untuk mengatur kerja EPS.
2. Motor elektrik: Bertugas langsung membantu meringankan perputaran setir.
3. Vehicle Speed Sensor: Terletak di girboks dan bertugas memberitahu control module tentang kecepatan mobil.
4. Torque Sensor: Berada di kolom setir dengan tugas memberi informasi ke control module jika setir mulai diputar oleh pengemudi.
5. Clutch: Kopling ini ada di antara motor dan batang setir. Tugasnya untuk menghubungkan dan melepaskan motor dengan batang setir sesuai kondisi.
6. Noise Suppressor: Bertindak sebagai sensor yang mendeteksi mesin sedang bekerja atau tidak.
7. On-board Diagnostic Display: berupa indikator di panel instrumen yang akan menyala jika ada masalah sengan sistem EPS.

Bagaimana cara kerjanya?
Setelah kunci diputar ke posisi ON, Control Module memperoleh arus listrik untuk kondisi stand-by. Seketika itu pula, indikator EPS pada panel instrumen menyala. Begitu mesin hidup, maka Noise Suppressor segera menginformasikan pada Control Module untuk mengaktifkan motor listrik dan clutch pun langsung menghubungkan motor dengan batang setir.

Salah satu sensor yang terletak pada steering rack bertugas memberi informasi pada Control Module ketika setir mulai diputar. Disebut Torque Sensor, ia akan mengirimkan informasi tentang sejauh apa setir diputar dan seberapa cepat putarannya.
Dengan dua informasi itu, Control Module segera mengirim arus listrik sesuai yang dibutuhkan ke motor listrik untuk memutar gigi kemudi. Dengan begitu proses memutar setir menjadi ringan.

Vehicle Speed Sensor bertugas begitu mobil mulai melaju. Sensor ini menyediakan informasi bagi control module tentang kecepatan kendaraan. Pada kecepatan tinggi, umumnya dimulai sejak 80 km/jam, motor elektrik akan dinonaktifkan oleh Control Module. Dengan begitu setir menjadi lebih berat sehingga meningkatkan safety. Jadi sistem EPS ini mengatur besarnya arus listrik yang dialirkan ke motor listrik hanya sesuai kebutuhan saja.

Selain mengatur kerja motor elektrik berdasarkan informasi dari sensor, Control Module juga mendeteksi jika ada malfungsi pada sistem EPS. Lampu indikator EPS pada panel instrumen akan menyala berkedip tertentu andai terjadi kerusakan.
Selanjutnya ia juga menonaktifkan motor elektrik dan clutch akan melepas hubungan motor dengan batang setir. Namun karena sistem kemudi yang dilengkapi EPS ini masih terhubung dengan setir via batang baja, maka mobil masih dimungkinkan untuk dikemudikan. Walau memutar setir akan terasa berat seperti kemudi tanpa power steering.


sumber: SRIPOKU.com

Electric Power Steering (EPS)


Teknologi memang memberi kemudahan bagi pengguna kendaraan. Termasuk fitur electric power steering (EPS) yang kian menggeser posisi jenis hidraulis. Di era 1990-an, fitur power steering hanya hadir pada mobil-mobil mewah yang beredar di Indonesia. Atau menjadi fitur tambahan pada mobil yang lebih terjangkau. Kala itu, sistem power steering yang digunakan adalah jenis hidraulis.


Namun beberapa tahun belakangan ini, produsen kendaraan melakukan pengembangan sistem yang membantu meringankan putaran kemudi itu. Honda Motor Co., menjadi pabrikan mobil pertama yang mengembangkan dan menggunakan Electric Power Steering (EPS) untuk mobil massalnya yakni pada Honda Acura NSX pada 1993.
Tujuannya meningkatkan efisiensi kerja kendaraan dengan melakukan perubahan proses kerja power steering. Perubahan ini mengalihkan sistem hidraulis ke elektrik.
Alasannya sederhana. Sistem power steering hidraulis memperbesar konsumsi bbm kendaraan. Kebutuhan energi untuk sistem itu dalam beroperasi, lebih besar dari penggunaan AC mobil. Malah sistem hidraulis berada pada posisi ketiga untuk kerugian mekanis yang dialami mobil ketika bergerak. Posisinya di bawah kerugian akibat hambatan udara dan gesekan dengan jalan.
Nah, power steering yang proses kerjanya dibantu arus listrik ini dapat mereduksi pemakaian energi kendaraan yang tidak perlu. Namun memang saat ini belum semua mobil baru yang beredar telah menggunakan power steering elektrik (EPS). Tapi teknologi ini akan menjadi tujuan untuk digunakan semua kendaraan yang beredar di masa datang.
Meningkatkan fungsi
EPS dapat memberi nilai ekonomis lebih baik pada kendaraan dan efeknya selanjutnya adalah penghematan biaya operasional. Selain meningkatkan efisiensi bahan bakar hingga 8%, konstruksi sistem kemudi juga menjadi lebih simpel, ringan dan mudah dipasang.
Dengan begitu dapat mereduksi penggunaan ruang. Pasalnya pompa hidraulis, puli, belt untuk menggerakan pompa, slang pompa ke rumah setir dan pelumas fluida beserta tabungnya seperti yang digunakan sistem power steering hidraulis bisa dieliminasi. EPS juga meminimalisasi perawatan dan potensi kerusakan.
Perputaran setir pun lebih presisi dan responsif karena sistem dapat mengatur besarnya bantuan yang diberikan dan tanpa bising. Terlebih sistem ini juga bisa dikoneksikan dengan fitur elektrik lainnya. Sehingga dapat memberi kesatuan fungsi yang lebih tinggi nilainya. Semisal untuk fungsi safety, performa maupun kenyamanan. Seperti Vehicle Stability Control (VSC), Park Assist, dan lainnya.
Apa saja komponennya?

Umumnya sistem Electric Power Steering (EPS) menggunakan beberapa perangkat elektronik yang sama, seperti:
1. Control Module: Sebagai komputer untuk mengatur kerja EPS.
2. Motor elektrik: Bertugas langsung membantu meringankan perputaran setir.
3. Vehicle Speed Sensor: Terletak di girboks dan bertugas memberitahu control module tentang kecepatan mobil.
4. Torque Sensor: Berada di kolom setir dengan tugas memberi informasi ke control module jika setir mulai diputar oleh pengemudi.
5. Clutch: Kopling ini ada di antara motor dan batang setir. Tugasnya untuk menghubungkan dan melepaskan motor dengan batang setir sesuai kondisi.
6. Noise Suppressor: Bertindak sebagai sensor yang mendeteksi mesin sedang bekerja atau tidak.
7. On-board Diagnostic Display: berupa indikator di panel instrumen yang akan menyala jika ada masalah sengan sistem EPS.


Bagaimana cara kerjanya?
Setelah kunci diputar ke posisi ON, Control Module memperoleh arus listrik untuk kondisi stand-by. Seketika itu pula, indikator EPS pada panel instrumen menyala. Begitu mesin hidup, maka Noise Suppressor segera menginformasikan pada Control Module untuk mengaktifkan motor listrik dan clutch pun langsung menghubungkan motor dengan batang setir.

Salah satu sensor yang terletak pada steering rack bertugas memberi informasi pada Control Module ketika setir mulai diputar. Disebut Torque Sensor, ia akan mengirimkan informasi tentang sejauh apa setir diputar dan seberapa cepat putarannya.
Dengan dua informasi itu, Control Module segera mengirim arus listrik sesuai yang dibutuhkan ke motor listrik untuk memutar gigi kemudi. Dengan begitu proses memutar setir menjadi ringan.


Vehicle Speed Sensor bertugas begitu mobil mulai melaju. Sensor ini menyediakan informasi bagi control module tentang kecepatan kendaraan. Pada kecepatan tinggi, umumnya dimulai sejak 80 km/jam, motor elektrik akan dinonaktifkan oleh Control Module. Dengan begitu setir menjadi lebih berat sehingga meningkatkan safety. Jadi sistem EPS ini mengatur besarnya arus listrik yang dialirkan ke motor listrik hanya sesuai kebutuhan saja.

Selain mengatur kerja motor elektrik berdasarkan informasi dari sensor, Control Module juga mendeteksi jika ada malfungsi pada sistem EPS. Lampu indikator EPS pada panel instrumen akan menyala berkedip tertentu andai terjadi kerusakan.
Selanjutnya ia juga menonaktifkan motor elektrik dan clutch akan melepas hubungan motor dengan batang setir. Namun karena sistem kemudi yang dilengkapi EPS ini masih terhubung dengan setir via batang baja, maka mobil masih dimungkinkan untuk dikemudikan. Walau memutar setir akan terasa berat seperti kemudi tanpa power steering.

sumber: SRIPOKU.com