Siklus tahunan mudik diambang mata. Jutaan rupiah bakal dibelanjakan, dan transportasi, khusunya bahan bakar jadi yang terbesar. Meskipun mobil anda terbilang irit, jalanan macet, tersendat-sendat, beban penuh tak pelak konsumsi bahan bakar akan lebih boros.
Tips-tips menghemat bahan bakar sudah sering ditulis, termasuk disitus ini. Tapi tahukah anda, mana yang benar-benar signifikan, dan mana yang efeknya tidak terlalu berpengaruh dan bisa diabaikan.
Lewat serangkaian tes, Consumer Report (CR)-organisasi perlindungan konsumen di USA- berhasil menyusun daftar tentang faktor-faktor signifikan dan tidak signifikan untuk menghemat konsumsi bahan bakar.
Tes dilakukan di USA, menggunakan dua kendaraan uji, 2005 Toyota Camry (2.4 liter/AT) dan midsize SUV 2005 Mercury Mountaineer (V8). Mereka menguji dampak dari mengemudi agresif (gas pol, rem pol), membawa kotak penyimpanan di atap, berjalan cepat dan lambat di tol, berjalan dengan mesin dingin, ban kurang angin, air cleaner kotor dan jalan dengan AC hidup.
Beda besar jika:
Mesin bekerja pada suhu operasinya. Mesin bekerja lebih efisien jika sudah mencapai suhu operasinya. Di perkotaan, melakukan short trips berkali-kali dalam kondisi mesin belum mencapai suhu operasionalnya mengurangi fuel economy. Mesin yang diperlakukan demikian juga memancarkan lebih banyak polutan dari knalpotnya. CR menyarankan agar mengelola perjalanan di dalam kota lebih cerdas lagi sehingga mesin selalu beroperasi pada suhu optimalnya.
Mengendarai dengan halus. Hindari gas sekencangnya lalu di rem kaut-kuat. Tes CR menunjukkan, perilaku seperti itu mengurangi konsumsi bahan bakar baik pada sedan (minus 2-3 mpg) maupun pada SUV(1mpg). Semakin kencang akselerasi, semakin banyak bahan bakar yang dipakai, juga yang terbuang percuma saat mobil direm keras. Jika berkendara di jalan tol, pertahankan kecepatan konstan dan gunakan gigi tertinggi. Perilaku halus dan lembut saat akselerasi, menikung dan mengerem, tidak saja menghemat bensin, tapi juga memperpanjang usia pakai mesin, transmisi, rem dan ban.
Mengurangi hambatan angin (drag) yang tidak perlu. Pada kecepatan 60-100km/jam di tol, separuh energi yang diproduksi mesin habis dipakai untuk menembus hambatan angin. Karena janganlah ditambahi dengan memasang komponen yang justru menambah hambatan, termasuk piranti penyimpan barang diatas atap -jika tidak diperlukan. CR menggunakan kotak berukuran besar untuk mengukur efeknya. Pada Camry, efisiensi turun 6mpg dari kondisi normal yaitu 35mpg jadi 26mpg. Sementara pada Mountaineer turun dari 21 mpg jadi 20mpg. Bahkan dalam kondisi kosong, kotak penyimpanan itu mengurangi efisiensi. Besar-kecil penurunan efisiensi tergantung ukuran kotak.
Jalan pelan. hambatan aerodinamis naik secara ekponensial ketika pedal gas ditekan makin dalam. Pada kecepatan 75mph (120km/jam) efisiensi Camry turun dari 35mpg jadi 30mpg, sedangkan Mountaineer turun dari 21mpg jadi 18mpg. Pada kecepatan 55mph (88km/jam) efisiensi Camry naik jadi 40mpg dan Mountaineer naik jadi 24mpg.
Beda tipis jika:
Ban kempes lebih berkaitan dengan isu-isu keselamatan dibandingkan soal efisiensi bahan bakar. CR menguji dengan mengurangi tekanan angin setiap ban 10Psi dari rekomendasi pabrik. Nyatanya di jalan tol efisiensinya bahan bakar beda tipis. Pada Camry minus 1mpg dan pada Mountaineer bahkan lebih kecil lagi. Tapi yang lebih penting, ban kempes mengurangi traksi saat menikung ataupun mengerem. Selain itu juga lebih cepat panas. Ban yang kepanasan rusak lebih cepat dan resiko pecah. Periksa tekanan angin ban minimal satu bulan sekali saat ban dingin. Juga sebelum dan sesudah perjalanan jauh. Patuhi rekomendasi pembuat mobil, bukan yang tertera di dinding ban.
Filter udara yang kotor ternyata berpengaruh tidak signifikan pada efisiensi bahan bakar. Justru terasa pada power mesin. Kedua mobil uji akselerasinya lebih lambat dengan filter udara kotor. Itu karena mesin modern dilengkapi komputer yang secara presisi mengontrol perbandingan udara/bahan bakar yang disemprotkan ke ruang bakar. Rasio itu tergantung pada jumlah udara yang melewati filter udara. Aliran udara yang menipis-karena filter kotor- menyebabkan mesin secara otomatis mengurangi jumlah bahan bakar yang dipakai.
Pakai AC
Banyak yang menilai beban AC terhadap mesin menyebabkan efisiensi turun signifikan. Tapi alternatif membuka kaca jendela sebagai pengganti AC, juga dikritik karena menyebabkan efisiensi aerodinamis mobil anjlok dan mobil jadi jauh lebih boros. Tes CR menunjukkan dampak keduanya tidak sehebat yang digembar-gemborkan. Menggunakan AC pada kecepatan 65mph (104km/jam) beda efisiensi hanya 1mpg, baik sedan maupun SUV. Efek membuka jendela pada 65mph belum pernah dihitung. Menurut CR, AC membantu pengemudi tetap nyaman dan waspada dan ini sebanding untuk ditukar dengan turunnya efisiensi.
Jika tidak direkomendasikan, tidak usah pakai bensin mahal. Kebanyakan mobil sudah dirancang agar bekerja normal dengan bensin biasa, kecuali memang direkomendasikan bensin dengan oktan tinggi. Bensin lebih mahal tidak berarti peforma mesin melesat. Menurut CR, perbedaannya kecil saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar