Sabtu, 17 Oktober 2009
Test beberapa Octane Booster
Metode Tes :
Indikator yang dipakai adalah waktu pengapian dan gejala ngelitik
Media Tes :
Mobil bermesin Mitsubishi 4G63 (Eterna Gti) rasio kompresi 9,8 : 1
Hasil tes :
1. STP Kemasan tertulis 354 ml untuk 60 Liter
- Setelah diukur 354 ml, begitu mesin dijalankan pengapian naik 0,7 derajat
(dibanding pakai pertamax plus menjadi 15,8 derajat sebelum TMA)
2. Wynn's kemasan tertulis 350 ml untuk 60 liter bensin
- setelah diukur 370 ml, begitu mesin dijalankan pengapian naik 1,2 derajat
(dibanding pertamax plus menjadi 16,3 derajat sebelum TMA)
3. Bardhal kemasan tertulis 250 ml untuk 60 liter bensin
- setelah diukur 270 ml, begitu mesin dijalankan pengapian naik 3,2 derajat
Dibanding pertamax plus, meski tenaga tidak naik, digeser 5 derajat (20,1
Derajat sebelum TMA) pun tetap tidak knocking.
4. Prestone pada kemasan tertulis 473 ml untuk 60 liter
- setelah diukur ada 480 ml. Waktu pengapian berhasil digeser menjadi 1,9 derajat
diatas pertamax plus (17 derajat sebelum TMA)
5. Penzoil kemasan tertulis 354 ml untuk 60 liter
- setelah diukur 360 ml, kenaikan waktu pengapian dari pertamax plus mencapai
1,8 derajat (menjadi 16,9 derajat sebelum TMA)
Tahap I/Fase Intake : Power&Clean dengan formula pembersihnya akan membersihkan nozzle2 injector dan klep2 intake sehingga diperoleh semburan/atomisasi bahan bakar yang halus dan efisien.
Tahap II/ Fase Kompresi : Power&Clean bekerja pada saat bahan bakar dimampatkan dengan oktan yang sudah di UP GRADE akan dapat mencapai tingkat kompresi yang dituntut mesin sehingga mesin tidak ngelitik.
Tahap III/ Fase Ekspansi : Power&Clean akan memberikan Heating Value/Nilai Kalor yang lebih tinggi sehingga mempengaruhi karakter Burning
Speednya, sehingga dengan Intensitas energi ledakan dan kecepatan gelombang panasnya akan ditransfer ke energi gerak yang lebih besar. Sehingga di peroleh tarikan yang ringan, tenaga lebih besar dan effisiensi/irit BBM.
Tahap IV/Fase Exhaust : Power&Clean mendukung terjadinya pembakaran sempurna sehingga menghasilkan emisi yang lebih baik. Kadar HC
dan CO-nya juga lebih rendah.
Tergantung Jenis Octane booster yang digunakan..pada umumnya ada tiga jenis octane booster berdasarkan bahan aktif yang digunakan :
Aromatik (alkohol dan ether)
MMT (Manganese)
TEL (Timbal)
1. Octane booster dengan bahan aktif Aromatik atau kelas alkohol dan ether :biasanya digunakan alkohol dan metanol sebagai bahan aktif karena sifatnya yang memang memiliki nilai oktan lebih tinggi daripada bahan bakar pada umumnya. Hanya saja alkohol memiliki sifat kedekatan stuktur dengan air..sehingga jika dalam tangki kita terdapat sisa air maka octane booster jenis ini akan mengumpul didasar tangki dan menyatu dengan air...tidak akan tercampur sempurna dengan bahan bakar.
Ethers : ether seperti MTBE, TAME, dan ETBE paling sering digunakan sebagai octane booster.,,ehter memiliki karakteristik lebih baik dibandingkan alkohol karena tidak merekat pada air.
2. MMT : Methyl Cyclopentadienyl Manganese Tricarbonyl
Sangat efektif dalam mengangkat angka oktan, dengan hanya sedikit mmt dapat menaikan hingga 1 angka oktan. Namun sudah banyak complain mengenai kerusakan pada sensor oxygen, catalytic converter, busi dan bahkan memperburuk emisi gas buang.
3. Tetraethyl Lead atau TEL isinya adalah logam timah
Sangat efektif dalam mengangkan angka oktan. Sering digunakan pada bahan bakarkompetisi dan pesawat terbang. Sangat beracun dalam kondisi murninya. Di beberapa negara sudah menjadi barang "haram" bagi pemerintah tapi " harum" bagi pembalap jalanan. Sudah pasti dapat merusak sensor oxygen dan Catalityc converter dengan cara menutup permukaan kerja kedua alat tersebut.
Mesin dengan kompresi tinggi menggunakan premium ? kalau spesifikasi mobilnya menyatakan boleh ya silahkan berarti memang sudah dilakukan research dengan menggunakan laboratorium bahwa premium juga sudah cukup digunakan pada mesin tersebut. Mungkin sudah dilengkapi dengan sensor anti knocking.........
Tapi kalau kata salesnya boleh ternyata di buku manual gak boleh ya berarti gak bisa...nanti malah terjadi knocking bahkan atau pre-ignition yang tentu saja berbahaya bagi crank saft dan piston. dan parts engine lainya.
Otomotif edisi 07:XV 20 Juni 2005
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar