Secara tipikal penguatannya, ada dua tipe mendasar power; tabung dan mosfet. Apa perbedaanya dan apa saja keunggulannya? Simak berikut ini dan hindari salah beli power! Ketika kita dihadapkan pada pilihan, tentunya dibutuhkan sekedar 'hitung-hitung kancing baju' untuk memilih power yang kita inginkan. Banyak sekali produk yang beredar di pasaran. Nah, kali ini mencoba membagi power berdasarkan tipe penguatannya yaitu, tube dan mosfet. Tetapi dalam perkembangannya, kini juga sudah tersedia gabungan antara keduannya, yaitu hybrid power, yaitu penguatan ala mosfet dengan output ala tube.
Hingga saat ini, masih belum ada kata sepakat mana yang lebih baik antara teknologi tabung dengan teknologi solid state / mosfet. Ini adalah isu yang menarik, lantaran masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun pada prinsipnya ada benang merah yang bisa membedakan secara mendasar perbedaan solid state dengan tabung, yaitu Harmonic Pattern dan Damping Factor.
Harmonic Pattern
Memang sedikit teknis, namun pemahaman harmonik ternyata tidak sesulit yang kita kira. Harmonik adalah kumpulan frekuensi tertentu yang terjadi pada setiap perangkat elektronik. Analoginya adalah sbb; Bila kita memasukkan test tone 1khz ke power amplifier, lihat responnya di RTA, pasti LED naik tidak hanya 1khz. Frekuensi lain seperti 2khz, 3khz, 500hz, 250hz, semua ikut naik.
Mengapa? Ya, inilah yang dinamakan harmonic pattern, yakni sifat alamiah transistor/tabung. Setiap ada transistor/tabung, secara otomatis disana juga ada harmonic dan ini tidak bisa hilang 100%. Untuk nada dasar 1khz, frekuensi ikutan 2khz disebut Second harmonic, dan frekuensi 3khz disebut Third harmonic dan seterusnya.
Kumpulan harmonic ini biasa diukur dengan THD/total harmonic distortion, yaitu jumlah dari bunyi 2khz+3khz+dst tadi dan semuanya dijumlah. Selanjutnya apabila nada dasarnya 100%, maka jumlah frekuensi bunyi itu dikenal dengan THD. Jika satu amplifier THD-nya 0.05%, maka artinya ada 0.05% energi suara yang seharusnya tidak ada Lantas hubungannya dengan reproduksi suara amplifier? Pertama-tama kita harus mengenali telinga kita yang sempurna dan unik ini. Telinga kita sangat berbeda dengan mikrofon ukur.
Jadi yang terbaca perfect pada alat ukur sebenarnya belum tentu menghasilkan suara yang enak didengar. Ini lantaran telinga kita tidak linear. Daun telinga kita mempunyai preferensi terhadap pola harmonic yang disukai dan tidak disukai. Contoh paling gampang anda lihat Fletcher-Munson curve, disana bisa dilihat bahwa kepekaan telinga kita sekitar 1-5khz. Dan pola kepekaan ini juga berubah seiring level suara. Makin keras suara, makin rata kurva-nya dan untuk level suara yang lemah, kurva semakin tidak beraturan. Sebagai informasi, Fletcher-Munson curve adalah sebuah kurva dimana menujukan bahwa sifat telinga kita tidak linear/flat.
Ini juga menjelaskan mengapa telinga kita paling sensitive terhadap midrange atau midhigh, orang biasanya berani berkomentar di daerah ini. Dan wajar saja, karena memang di daerah ini telinga kita paling sensitive. Selanjutnya telinga kita lebih sensitive terhadap harmonic ber-orde tinggi dibandingkan dengan orde kecil. Contohnya ialah bila kita pencet nada Do-Re berbarengan, bandingkan dengan Do-La, mana yang lebih bisa diterima? Pasti, lebih menerima Do-Re dibandingkan Do-La. Ini lantaran telinga kita lebih sensitive terhadap harmonic yang berbeda terlalu jauh (orde tinggi), dan lebih menerima terhadap harmonic berbeda sedikit (orde rendah).
Power tabung dengan THD besar, katakan 2%, bisanya akan lebih diterima di telinga kita atau menganggap suaranya lebih enak dari amplifier solid state yang THD yang jauh lebih kecil (misalnya 0.005%). Ini karena THD tabung biasanya mempunyai dominasi pada orde rendah (2nd harmonic), dan ampli solid state biasanya dominan orde tinggi (>5th harmonic). Pertanyaan berikutnya, apakah telinga kita bisa mendengarkan THD yang hanya 0.005%?
Jawabannya tentu saja bisa, karena telinga kita sangat sensitive terhadap harmonic yang lebih tinggi, walaupun energinya sangat kecil, tetapi telinga kita bisa mendengarkannya sebagai suara yang tidak enak karena dipenuhi harmonic orde tinggi tersebut. Harmonic orde rendah biasa didengarkan sebagai warm/hangat, sedangkan harmonic orde tinggi didengarkan sebagai fatiguing sound/capek mendengarkannya.
Damping Factor
Damping factor adalah faktor-faktor yang membedakan ampli tabung dan solid state. Bisa dibilang, damping factor adalah kemampuan amplifier "mengendalikan speaker". Ampli ber-damping factor rendah (pada ampli tabung biasanya) mempunyai kontrol yang lemah terhadap speaker namun sekaligus lebih baik lataran mampu mengkoreksi efek harmonik tinggi. Sedangkan ampli ber-damping factor tinggi mempunyai handling yang baik terhadap speaker sekaligus mengkoreksi kesalahan spekaer.
Namun secara otomatis juga efek harmonik orde tinggi tidak bisa dihilangkan. Perbedaan ini lantaran sifat bawaan tabung dan transisitor. Kedua perbedaan mendasar inilah yang menyebabkan karakter dari tabung dan transisitor sangat berbeda. Semunya menawarkan berbagai kelebihan sekaligus paket kekurangannya.
Hybrid System
Seiring dengan perkembangan teknologi, penggabungan teknologi lawas macam tabung dan teknologi semikonduktor seperti transistor dianggap salah satu pemecahan jitu walaupun ada beberapa pihak yang tidak percaya akan hal itu. Hybrid mencoba menggabungkan penguatan dari sistem transisitor (solid state) yang dimasukan warna tabung melalui pre amplifier.
Cara ini dianggap mampu menghadirkan nuansa suara yang warm sekaligus mempunyai reproduksi suara yang gesit. Jurus ini juga dipakai para pehobi home audio diaman mereka rata-rata menggunakan sistem cepat "solid state" sebagai alat penguatan suara dan di finishing ala tube agar mempunyai suara yang warm dan dinilai lebih bersahabat dengan telinga manusia secara umum.
Pilihan
Lantas kesimpulannya? HIN menyarankan agar tidak terjebak dengan omongan installer yang menawarkan barang. Pada prinsipnya, kedua power ini baik dan tergantung finishing pada setingan akhir. Tabung memang cocok buat orang yang menyukai karakter suara vokal yang hangat dan padat sekaligus mempunyai detail yang baik. Tapi Solid state menawarkan sesuatu yang berbeda seperti speed dan attack yang baik.
Dan ini tidak bisa dilawan oleh tabung yang notabene mempunyai proses signal lebih lambat. Nah, dari fenomena ini sistem Hybrid ternyata menjadi oportunis lantaran mampu menggabungkan keduanya. So...is all yours...!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar